Ciri-Ciri Aliran Sesat dalam Islam
Inilah Islam | Thursday, April 3, 2014
Karakteristik atau ciri-ciri "termudah dikenali" sebuah aliran sesat atau kelompok ‘Islam sempalan’ ialah mereka memiliki pemahaman dan praktek ibadah yang berbeda dengan kebanyakan umat Islam. Ciri utama aliran sesat lainnya adalah mengklaim paling benar dan menyalahkan bahkan mengkafirkan orang di luar kelompoknya.
Eksistensi aliran sesat yang muncul dari dalam tubuh umat Islam sudah disinyalir dalam Al-Quran:
"Barangsiapa yang menyimpang dari rasul setelah
terang padanya petunjuk itu, dan mengikuti jalannya selain kaum mukminin, Kami
akan gabungkan dia dengan orang-orang sesat dan Kami masukkan dia ke neraka
Jahannam" (QS. An-Nissa:115).
"Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (syubhat
dan hawa nafsu), nescaya bila kamu ikut jalan-jalan itu akan menyimpangkan
kalian dari jalan Allah" (QS. Al-An'am:153).
Menyeleweng dari jalan Islam itu bererti menyimpang pula
dari Al-Jamaah, keluar dari jamaah Islam, dan sekarang ini orang mengistilahkan
dengan ‘Islam sempalan’ atau aliran sesaat, yakni aliran pemahaman Islam yang
sesat dan menyesatkan.
Ciri-Ciri Aliran Sesat
Penilaian termudah terhadap kelompok ‘Islam sempalan’
ialah mereka memiliki pemahaman dan praktek ibadah yang berbeda dengan
kebanyakan umat Islam. Ciri utama lainnya adalah mengklaim paling benar dan
menyalahkan bahkan mengkafirkan orang di luar kelompoknya.
Umat Islam yang masih awam pengetahuan dan pemahaman keislaman dan
keumatannya sering dibuat bingung dengan kemunculan tokoh, gerakan, atau
kelompok yang memiliki pemahaman dan praktek ibadah yang berbeda dengan
kebanyakan umat Islam lainnya. Misalnya, kiblatnya bukan ke Ka’bah, tidak mau
sholat berjamaah dengan orang yang bukan anggota kelompoknya, menganggap orang
luar jamaahnya kafir (bukan Islam), memiliki imam, pemimpin, khalifah, atau
wali tersendiri, dan masih banyak lagi.
Ada juga –mungkin banyak— kelompok sempalan yang memungut uang dari
anggotanya, dikenal dengan ‘uang hijrah’. Kelompok ini bahkan dianggap “UUD”
–Ujung-Ujungnya Duit. Lebih parah lagi, kelompok ini kemudian mendoktrin
anggotanya, seperti anjuran mencuri barang orang lain selain anggota
kelompoknya, bahkan mengkafirkan orang tua.
Jika ditelaah, kelompok sempalan atau aliran sesat umumnya memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Pertama, memiliki pemahaman dan praktek ibadah yang berbeda dari kebanyakan umat
Islam atau melakukan pemikiran dan perbuatan bid’ah (mengada-adakan sesuatu
yang baru dalam ibadah atau beragama).
Kedua, pemahaman dan praktek keagamaan yang lain daripada yang lain itu biasanya
dimulai di level pengajian-pengajian, majelis taklim, atau ‘pengajian kecil’
yang dilakukan secara tertutup, bahkan pada waktu-waktu tertentu, misalnya
tengah malam.
Ketiga, menganggap kelompoknya paling benar dan menyalahkan bahkan mengkafirkan
orang lain.
Keempat, memiliki pemimpin yang dianggap sebagai ‘imam’, lalu ada pemimpin-pemimpin
berjenjang di bawahnya. Tidak jarang sang imam ini dianggap ‘orang suci’ atau
wali yang sangat dekat dengan Allah.
Kelima, tidak sedikit yang menjadikan ayat, hadits, dan ‘Islam’ sebagai kedok
belaka untuk kepentingan duniawi, seperti bisnis, politik-ekonomu, status
sosial, atau hal material lainnya.
Keenam, tidak jarang kelompok ‘Islam sempalan’ ini merupakan rekayasa
pihak luar Islam, atau setidaknya didukung penuh oleh kaum kuffar dan
munafiqin, untuk menghancurkan citra Islam.
Umumnya orang terjerumus atau masuk ke dalam kelompok sempalan/aliran sesat
adalah mereka yang sangat awam dalam pemahaman Islam, mencari ketenangan batin
sehingga menjadikan kelompok itu sebagai pelarian dari masalah hidupnya, atau
sekadar ingin ‘tampil beda’.
Dengan kata lain, berangkat dari kurangnya pemahaman terhadap Islam membuat
seseorang bisa terjerumus ke dalam sebuah kelompok sempalan. Kelemahan itulah
yang biasanya dimanfaatkan para pemimpin atau aktivis sempalan agar kaum
muslimin mau masuk dan bergabung ke dalam kelompok yang dibuatnya. Dengan
berkedok sebagai kelompok Islam yang paling benar dan memainkan ayat-ayat suci
Al-Quran, mereka melancarkan doktrinasinya untuk bisa mempengaruhi.
Ulama Benteng Akidah Umat
Para ulama sebagai pewaris
para nabi (waratsatul ambiya) kita harapkan cepat bertindak, meluruskan
pemahaman yang sesat dan tanpa dasar nash, lalu membentengi umat Islam
dari pengaruh pemahaman yang salah itu.
Kita yakin, dengan integritas
keilmuan dan wawasan keagamannya, plus sifatnya yang ‘hanya takut kepada Allah
SWT’, para ulama dapat bertindak bijak dengan bimbingan Allah, untuk membuat kelompok
aliran sempalan kembali ke pangkuan jamaah Islam.
Kita juga berharap, para
ulama atau tokoh Islam dapat lebih berkonsentrasi dalam membina umatnya, agar
tidak terjebak ke dalam aliran sempalan yang tampaknya sulit dibendung itu.
Energi para ulama yang kini banyak tersedot ke dalam ‘politik ptaktis’, membuat
mereka ‘kurang tenaga’ untuk membina iman dan takwa umat yang menjadi tanggung
jawab utamanya.
Kehadiran kelompok
sempalan/aliran sesat harus pula diambil hikmahnya. Antara lain, hal itu
membuktikan masih banyaknya umat Islam yang awam tentang agamanya, juga tidak
sedikit umat Islam yang ternyata tidak terbina dan merasa tidak nyaman berada
dalam keluarga besar umat Islam (jamaah Islamiyah), sehingga mereka
harus ‘menyempal’ dari jamaah Islam, lalu terjebak pada kelompok sesat dan
menyesatkan. Wallahu a’lam bish-shawabi.*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No comments on Ciri-Ciri Aliran Sesat dalam Islam
Post a Comment