Karakter Islam (2): Agama Fleksibel
Inilah Islam | Sunday, January 13, 2013
Ajaran Islam luwes, tidak
kaku (rigid). Ia memberi keleluasaan
kepada pemeluknya, khsusunya para ulama, untuk mengambil hukum bagi
perkara-perkara baru, yang tidak muncul pada masa Rasulullah Muhammad Saw, baik
menyangkut benda maupun perbuatan, yang sebelumnya belum ditetapkan.
Hal itu karena Islam datang
untuk memecahkan segala perkara yang ada hingga Hari Akhir. Dengan keluasannya
tersebut, Islam bisa memecahkan masalah-masalah baru yang senantiasa terus
berkembang.
Sebagai contoh, jika ada
seorang Muslim yang bertanya apa hukumnya menggunakan kendaraan seperti roket,
kapal laut, atau kapal selam, pastilah akan ditemukan jawabannya. Dalam
al-Quran dinyatakan,
"Dia menundukkan
untukmu apa-apa yang di langit dan di bumi semuanya (sebagai Rahmat
daripada-Nya)"
(Q.S. A-Jatsiyyah:13).
Demikian pula dengan
bagaimana hukum pemilikan senjata nuklir bagi kaum Muslimin (daulah Islam) bisa
dikaji berdasarkan firman Allah SWT,
"Dan siapkan untuk
menghadapi mereka (kaum kuffar, musuh-musuhmu) kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggetarkan musuh Allah dan musuhmu..." (Q.S. A-Anfal:60).
'Illat hukum yang bisa diambil
dari ayat tersebut, kaum Muslimin dalam menghadapi musuh-musuh Allah harus
bersiap semaksimal mungkin hingga bisa menggetarkan mereka. Kalau dulu kuda
yang ditambatkan bisa menggetarkan musuh, sekarang nuklir merupakan senjata
yang paling ampuh untuk menakuti musuh. Dari sana diambil hukum boleh (mubah)
kaum Muslimin memiliki nuklir untuk menakuti musuh Allah.
Dengan keluasaan hukum
syariat ini, tuduhan bahwa syariat Islam ketinggalan zaman dan tidak bisa
memecahkan masalah kekinian adalah tidak beralasan sama sekali bahkan
menyesatkan. Dalam Islam ada syariat yang telah ditetapkan dan ada suatu “jalan
terbuka” (pintu ijtihad).
“Untuk tiap orang dari
kamu, Kami telah menciptakan satu
syariat dan satu jalan terbuka” (Q.S. 5:48). Wallahu a'lam.*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No comments on Karakter Islam (2): Agama Fleksibel
Post a Comment