Garis Besar Ajaran Islam
Inilah Islam | Monday, January 14, 2013
Garis besar ajaran Islam atau Risalah Islam itu meliputi tiga hal, yaitu iman, islam, dan ihsan.
Secara garis besar,
ajaran Islam meliputi ajaran tentang sistem credo
(tata keimanan atau tata keyakinan), sistem ritus (tata peribadatan), dan sistem norma (tata kidah atau tata aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam lain), yang
diklasifikasikan dalam ajaran tentang:
A.
Akidah/Iman
B.
Syari'at/Islam
C.
Akhlak/Ihsan.
Akidah, Syariat, dan Akhlak
dalam Islam merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
A. Akidah/Iman
Di bidang akidah, Islam
mengajarkan kepercayaan atau keimanan terhadap enam hal berikut yang dikenal
dengan sebutan Rukun Iman (Arkan al-Iman).
(1)
Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang
menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta (tauhid rububiyah) dan satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan
dipatuhi ajaran-Nya (tauhid uluhiyah).
(2)
Para Malaikat-Nya, antara lain Jibril sebagai
penyampai wahyu, Mikail sebagai penyampai rezeki, Israfil sebagai peniup
sangkakala tanda kiamat, Azroil sebagai pencabut nyawa, Munkar dan Nakir
sebagai penanya di Alam Kubur, Rakib dan Atid sebagai pencatat amal baik dan
buruk manusia, Malik sebagai penjaga neraka, dan Ridwan sebagai penjaga surga.
(3)
Kitab-Kitab-Nya, yakni Kitab Zabur yang
diturunkan pada Nabi Daud, Taurat (Nabi Musa), Injil (Nabi Isa), dan Al-Quran
(Nabi Muhammad).
(4)
Para Rasul-Nya sejak Nabi Adam hingga Nabi
Muhammad sebagai pembawa agama wahyu bagi manusia.
(5)
Hari Akhirat, yakni alam kehidupan sesudah
mati atau setelah hancurnya alam dunia beserta isinya yang merupakan alam
kekal.
(6)
Qodho dan Qodar (Takdir), yakni ketentuan
Allah tentang segala hal bagi manusia dan makhluk lain.
“Iman itu ialah engkau
percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan
Hari Akhir, serta percaya kepada ketetapan Allah (takdir), baik yang bagus
maupun yang buruk”
(H.R. Muslim dari Umar).
Keimanan terhadap enam hal
tersebut harus ditindaklanjuti dengan amal atau tindakan nyata dan bersikap
memegang teguh (istiqomah)
keimamannya itu.
“Iman itu meyakini dalam
hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan” (H.R. Muslim).
“Katakanlah, Aku beriman kepada Allah kemudian
pegang teguh (istiqamah) keimanan itu”
"Sesungguhnya
orang-orang yang berkata 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka tetap lurus
(istiqamah) dalam keimanannya, niscaya turun kepada mereka malaikat
menyampaikan pesan kepada mereka bahwa janganlah kalian takut dan bersedih, dan
bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian!" (Q.S. Fushilat:30).
B. Syari’at/Islam
Di bidang syari'at, Islam
mengajarkan tatacara beribadah yang meliputi:
(a) Hubungan langsung
dengan Allah SWT (hablum minallah)
(b) Hubungan dengan sesama
manusia (hablum minannas).
Yang pertama dikenal pula
dengan sebutan ibadah mahdhah, yakni
ibadah shalat, zakat, puasa, dan haji; sedangkan yang kedua dikenal dengan
sebutan ibadah ghair mahdhah dan mu'amalah, meliputi ajaran tentang aspek
kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, keluarga, dan aspek kehidupan
duniawi lainnya.
Ibadah
mahdhoh
disebut pula lima fondasi Islam (Rukun Islam, Arkanul Islam), yakni ikrar syahadat, shalat, zakat, puasa, dan
haji. Dengan kelima hal itulah keislaman seseorang dibangun.
“Islam itu dibangun oleh
lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan beribadah haji” (H.R. Bukhori dan Muslim),
Ibadah
ghair mahdhoh atau mu’amalah meliputi dua hal:
(a)
Al-Qanunul Khas
(Hukum Perdata) meliputi mu’amalah
hukum niaga, munakahat (hukum nikah),
waratsah (pewarisan), dll.
(b) Al-Qanunul
‘Am (Hukum Publik) meliputi jinayah (hukum pidana), khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai), dan
sebagainya[1].
Di dalam hukum publik ini juga termasuk konsep-konsep sosial, ekonomi, budaya,
dan politik Islam.
C. Akhlak/Ihsan.
Di bidang akhlak, Islam
mengajarkan pedoman sikap mental atau budi-pekerti dalam bergaul atau
berhubungan dengan Allah SWT sebagai Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan
alam sekitarnya.
Bahkan, bidang akhlak ini
menjadi sasaran inti misi Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad
dalam sebuah haditsnya, "Sesungguhnya
aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak adalah penentu
baik-buruk perilaku seseorang. “Penentu” itu adalah ada atau tiadanya kesadaran
dalam diri seseorang tentang pengawasan dari Allah atas segala perilakunya.
Sebagaimana disebutkan dalam Nabi Saw ketika mendefinisikan ihsan:
“(Ihsan adalah)
kamu berbakti kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak
melihat-Nya, maka (yakinlah) bahwa Allah melihatmu” (H.R. Bukhori dan
Muslim).
Akhlak dalam Islam meliputi:
(a)
Akhlak
terhadap diri sendiri, yakni bagaimana kita memperlakukan diri sendiri dalam
menjalani hidup ini.
(b)
Akhlak
terhadap Allah, yakni bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap Alllah SWT.
(c)
Akhlak
terhadap sesama manusia, yakni tata cara bergaul dengan sesama manusia.
(d) Akhlak terhadap alam semesta, yakni bagaimana seharusnya
kita memperlakukan flora dan fauna, termasuk sikap kita terhadap
makhluk-makhluk gaib (jin, setan, dan malaikat). Wallahu a'lam.n (www.inilahrisalahislam.blogspot.com).*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No comments on Garis Besar Ajaran Islam
Post a Comment