Ciri-Ciri Muslim (Mukmin) Sejati menurut QS Al-Anfal:2-4
Inilah Islam | Tuesday, January 10, 2017
Ciri-Ciri Muslim (Mukmin) Sejati menurut Al-Quran Surat Al-Anfal:2-4
ORANG-ORANG yang beriman kepada Allah SWT, yakni kaum mukmin atau kaum Muslim, senantiasa membuktikan dan menunjukkan keimanannya dengan perilaku baik atau amal sholeh.
Banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan ciri-ciri orang yang benar-benar beriman, di antaranya QS. Al-Anfal:2-4.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, maka gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal:2-4).
Ayat tersebut menyebutkan lima ciri mukmin sejati, yakni:
Ali Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, orang-orang munafik tidak terpengaruh jika nama Allah SWT disebut. Mereka sama sekali tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, tidak bertawakal, tidak shalat apabila sendirian, dan tidak menunaikan zakat harta bendanya.
Allah menyebutkan, mereka --kaum munafiqin-- bukan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka. Karena itu, maka mereka mengerjakan hal-hal yang difardukan-Nya.
Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, atau mendengar lantunan ayat Al-Quran, maka bertambahlah iman mereka. Kepercayaan mereka makin bertambah tebal dan mendalam dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Mukim sejati tidak mengharapkan kepada seorang pun selain-Nya.
Mujahid mengatakan, orang mukmin itu ialah orang yang apabila disebut nama Allah hatinya gemetar karena takut kepada-Nya.
Sufyan As-Sauri mengatakan, ia pernah mendengar As-Saddi mengatakan, sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah maka gemetarlah hati mereka. Yang dimaksud ialah seorang lelaki yang apabila ia hendak berbuat aniaya (dosa) atau hampir berbuat maksiat, lalu dikatakan kepadanya.”Bertakwalah kepada Allah!" Maka gemetarlah hatinya (dan membatalkan perbuatan aniaya atau maksiatnya)
As-Sauri telah mengatakan pula dari Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam. dari Syahr ibnu Hausyab, dari Ummu Darda, pengertian lafaz al-wajal fil qalbi (hati yang gemetar), perumpamaannya sama dengan rasa sakit akibat bisul, tidakkah engkau merasakan denyutan sakitnya? Dikatakan, "Ya." Maka Ummu Darda berkata, ”Apabila engkau merasakan hal tersebut, maka berdoalah kepada Allah saat itu juga, karena sesungguhnya doa dapat melenyapkan hal itu."
Imam Bukhari dan lain-lainnya dari kalangan para imam mengambil kesimpulan dalil dari ayat ini dan ayat-ayat lainnya yang semakna, iman itu dapat bertambah (dan dapat berkurang), serta iman itu dalam hati mempunyai grafik naik turunnya.
Qatadah mengatakan, mendirikan shalat ialah memelihara waktu-waktu penunaiannya, wudhunya, rukuk dan sujudnya.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan, mendirikan salat artinya memelihara waktu-waktu penunaiannya; menyempurnakan bersuanya, melakukan rukuk dan sujudnya dengan sempurna, membaca Al-Qur'an di dalamnya, serta membaca tasyahhud dan salawat untuk Nabi Saw.
Sifat orang yang beriman lainnya ialah menafkahkan sebagian dari apa yang direzekikan oleh Allah kepada mereka; termasuk ke dalam pengertian ini ialah mengeluarkan zakat dan semua hak hamba-hamba Allah, baik yang wajib maupun yang sunat.
Semua makhluk adalah tanggungan Allah, maka orang yang paling disukai oleh Allah di antara mereka adalah orang yang paling bermanfaat bagi makhluk-Nya.
Qatadah mengatakan, sehubungan dengan makna firman-Nya: dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Al-Anfal: 3) Yakni belanjakanlah sebagian dari rezeki Allah yang diberikan kepada kalian karena sesungguhnya harta ini adalah pinjaman dan titipan yang diserahkan kepadamu, hai anak Adam! Dan dalam waktu yang dekat kamu akan berpisah dengannya.
Demikianlah Ciri-Ciri Muslim (Mukmin) Sejati menurut QS Al-Anfal:2-4. Jika hati bergetar mendengar Asma Allah dan iman bertambah ketika mendengar ayat Quran dibacakan, maka mukmin sejati juga akan membela dan siap berjuang dengan berkorban apa saja demi membela agama Allah dan martabat Al-Quran. Wallahu a'lam bish-showabi.*
ORANG-ORANG yang beriman kepada Allah SWT, yakni kaum mukmin atau kaum Muslim, senantiasa membuktikan dan menunjukkan keimanannya dengan perilaku baik atau amal sholeh.
Banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan ciri-ciri orang yang benar-benar beriman, di antaranya QS. Al-Anfal:2-4.
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا
ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ
ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
(٢) ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ
(٣)أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬اۚ لَّهُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ
رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬ (٤)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, maka gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal:2-4).
Ayat tersebut menyebutkan lima ciri mukmin sejati, yakni:
- Hatinya bergetar saat mendengar nama Allah SWT
- Keimanannya bertambah saat mendengar lantunan atau bacaan ayat Al-Quran
- Bertawakal (berserah diri) hanya kepada Allah SWT
- Mendirikan shalat
- Menafkahkan rezeki di jalan Allah.
Ali Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, orang-orang munafik tidak terpengaruh jika nama Allah SWT disebut. Mereka sama sekali tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, tidak bertawakal, tidak shalat apabila sendirian, dan tidak menunaikan zakat harta bendanya.
Allah menyebutkan, mereka --kaum munafiqin-- bukan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka. Karena itu, maka mereka mengerjakan hal-hal yang difardukan-Nya.
Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, atau mendengar lantunan ayat Al-Quran, maka bertambahlah iman mereka. Kepercayaan mereka makin bertambah tebal dan mendalam dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Mukim sejati tidak mengharapkan kepada seorang pun selain-Nya.
Mujahid mengatakan, orang mukmin itu ialah orang yang apabila disebut nama Allah hatinya gemetar karena takut kepada-Nya.
Sufyan As-Sauri mengatakan, ia pernah mendengar As-Saddi mengatakan, sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah maka gemetarlah hati mereka. Yang dimaksud ialah seorang lelaki yang apabila ia hendak berbuat aniaya (dosa) atau hampir berbuat maksiat, lalu dikatakan kepadanya.”Bertakwalah kepada Allah!" Maka gemetarlah hatinya (dan membatalkan perbuatan aniaya atau maksiatnya)
As-Sauri telah mengatakan pula dari Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam. dari Syahr ibnu Hausyab, dari Ummu Darda, pengertian lafaz al-wajal fil qalbi (hati yang gemetar), perumpamaannya sama dengan rasa sakit akibat bisul, tidakkah engkau merasakan denyutan sakitnya? Dikatakan, "Ya." Maka Ummu Darda berkata, ”Apabila engkau merasakan hal tersebut, maka berdoalah kepada Allah saat itu juga, karena sesungguhnya doa dapat melenyapkan hal itu."
Imam Bukhari dan lain-lainnya dari kalangan para imam mengambil kesimpulan dalil dari ayat ini dan ayat-ayat lainnya yang semakna, iman itu dapat bertambah (dan dapat berkurang), serta iman itu dalam hati mempunyai grafik naik turunnya.
Qatadah mengatakan, mendirikan shalat ialah memelihara waktu-waktu penunaiannya, wudhunya, rukuk dan sujudnya.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan, mendirikan salat artinya memelihara waktu-waktu penunaiannya; menyempurnakan bersuanya, melakukan rukuk dan sujudnya dengan sempurna, membaca Al-Qur'an di dalamnya, serta membaca tasyahhud dan salawat untuk Nabi Saw.
Sifat orang yang beriman lainnya ialah menafkahkan sebagian dari apa yang direzekikan oleh Allah kepada mereka; termasuk ke dalam pengertian ini ialah mengeluarkan zakat dan semua hak hamba-hamba Allah, baik yang wajib maupun yang sunat.
Semua makhluk adalah tanggungan Allah, maka orang yang paling disukai oleh Allah di antara mereka adalah orang yang paling bermanfaat bagi makhluk-Nya.
Qatadah mengatakan, sehubungan dengan makna firman-Nya: dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Al-Anfal: 3) Yakni belanjakanlah sebagian dari rezeki Allah yang diberikan kepada kalian karena sesungguhnya harta ini adalah pinjaman dan titipan yang diserahkan kepadamu, hai anak Adam! Dan dalam waktu yang dekat kamu akan berpisah dengannya.
Demikianlah Ciri-Ciri Muslim (Mukmin) Sejati menurut QS Al-Anfal:2-4. Jika hati bergetar mendengar Asma Allah dan iman bertambah ketika mendengar ayat Quran dibacakan, maka mukmin sejati juga akan membela dan siap berjuang dengan berkorban apa saja demi membela agama Allah dan martabat Al-Quran. Wallahu a'lam bish-showabi.*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No comments on Ciri-Ciri Muslim (Mukmin) Sejati menurut QS Al-Anfal:2-4
Post a Comment