Saturday, February 4, 2012

Pengertian Jin, Bedanya dengan Setan dan Iblis

Inilah Islam | Saturday, February 4, 2012
JIN merupakan makhluk penghuni alam ghaib, yakni alam yang tidak dapat dilihat atau diindera oleh manusia. Meyaknini adanya hal yang ghaib merupakan keharusan.

Pengertian Jin

Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda dengan jenis manusia atau malaikat.

Jin diciptakan dari bahan dasar api.

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15).

Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).

Jin dan Setan

Setan atau asy-syaithon (الشيطان) itu sifat. Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.

Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.

الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد

“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hlm. 16).

Dinamakan setan, dari kata syutun (شطون) yang artinya "jauh". Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith)

Karena setan itu sifat (bukan makhluk), maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Jadi, ada setan dari golongan jin dan ada juga dari golongan manusia.

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).

Iblis

Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)

Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya.

كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50).

Jin & Hal Ghaib

Umat Islam wajib meyakini adanya hal-hal yang tidak dapat dilihatnya atau dijangkau dengan indera, seperti hari kiamat, malaikat, jin, syetan, dan alam kubur.

Allah SWT merupakan Dzat Yang Mahagaib. Allah pula yang mengetahui hal-hal ghoib itu. Adalah dusta belaka jika orang mengaku mengetahui alam ghaib.

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-An’am:59).

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

Allah yang Maha Mengetahui yang ghoib dan Dia tidak menyatakan kepada seorang pun tentang yang ghoib itu kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya” (QS. Al-Jin: 26-27).

Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim mengutip ucapan Qatadah, bahwa yang dimaksud dengan hal yang gaib adalah segala hal yang tak dapat dilihat atau dirasakan oleh manusia. Karenanya, hakikat gaib tak ada yang tahu kecuali Allah SWT.

Bahkan, Rasulullah saw sendiri pun tak mengetahui apa-apa tentang hal gaib kecuali yang diberitahukan Allah SWT.

Termasuk hal ghaib adalah apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Adalah dusta belaka jika ada orang, misalnya dukun atau paranormal, yang mengaku tahu apa yang akan terjadi pada masa mendatang.

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا
“Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahaknnnya besok” (QS. Lukman:34).

Menurut Prof. Dr. M. Mutawalli Asy Sya’rawi dalam kitabnya, Al-Ghoib dan Anta Tasa’wa Islam Yujib,  kadangkala untuk mengetahui ghaib manusia menggunakan jin untuk memperoleh informasi.

Jika jin sudah dimintai tolong atau dipuja seperti itu, maka jin akan mengendalikan manusia pemujanya dan mempermainkannya dalam kesesatan.

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

“Beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka mereka menjadikan jin bertambah sombong” (QS. Al-Jin:6).

Menurut Asy Sya’rawi, jin dalam bentuk aslinya tidak dapat dilihat oleh manusia. Manusia hanya dapat melihat jelmaannya saja. Jin bisa menjelma menjadi binatang atau menyerupai manusia. Wallahu a'lam.*

Previous
« Prev Post

No comments on Pengertian Jin, Bedanya dengan Setan dan Iblis

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *